AJANG BERBAGI 108s
Informasi dan Edukasi untuk berbagi
Monday, June 17, 2013
Media Pembelajaran Kreatif Sederhana tapi penuh Makna
Gambar akan bergerak cepat secara otomatis..untuk melihat medianya klik buttonstop terlebih dahulu....thank u....
Sunday, June 16, 2013
UJIAN AKHIR SEMESTER DIFUSI INOVASI
UJIAN SEMESTER
Nama :
MUJIYANTO
Nim :
06122503069
Mata Kuliah : Difusi Inovasi Pendidikan
Program
Studi : Teknologi Pendidikan
Penguji : Dr. Aisyah.A.R, M. Pd
Dr. Nyayu Khodijah, M.Si
---------------------------------------------------------------------------------------
Soal:
1. Berbagai macam model Inovasi pendidikan yang dapat diterapkan dalam
pendidikan:
a. Model apa yang paling tepat jika saudara
ingin melaksanakannya di sekolah
Jawab:
Model perubahan pendidikan
atau model inovasi pendidikan yaitu :
- Model Penelitian, Pengembangan dan Difusi
Model inovasi ini
berdasarkan pemikiran bahwa setiap orang tentu memerlukan perubahan, dan unsur
pokok perubahan ialah penelitian, pengembangan, difusi.
- Model Pengembangan Organisasi
Model ini lebih
berorientasi pada organisasi dari pada organisasi pada sistem sosial. Model ini
berpusat pada sekolah. Model pengembangan organisasi ini berbeda dengan model
pengembangan dan difusi.
- Model Konfigurasi
Model konfigurasi atau
disebut juga konfigurasi teori difusi inovasi yang juga terkenal dengan istilah
CLER, model dengan pendekatan secara konprehensif untuk mengembangkan strategi
inovasi (perubahan pendidikan) pada situasi yang berbeda.
Dari ketiga model inovasi pendidikan model yang
nomer dua adalah model yang paling tepat dibandingkan model nomer 1 dan model
nomer 3.
b. Mengapa dikatakan tepat atau baik,
berikan alasan
Jawab:
Model
Pengembangan Organisasi dikatakan baik karena Model
ini lebih berorientasi pada organisasi dari pada organisasi pada sistem sosial.
Model ini berpusat pada sekolah. Model pengembangan organisasi ini berbeda
dengan model pengembangan dan difusi. Model pengembangan organisasi berorientasi pada nilai yang tinggi artinya dalam model ini juga mendasarkan
pada filosofi yang menyarankan agar sekolah jangan hanya diberi tahu tentang
inovasi pendidikan dan disuruh menerimanya, tetapi sekolah hendaknya mampu
mempersiapkan diri untuk memecahkan sendiri masalah pendikan yang dihadapinya.
Jika sekolah mampu memecahkan sendiri masalah pendidikan yang dialaminya maka
sekolah akan dapat lebih mandiri dalam menerima setiap difusi inovasi, yang
mana terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam dunia pendidikan. Bebrapa
contohnya adalah perkembangan model pembelajaran, mulai dari power coercieve, rational empiric, normative
reeductive, KTSP, quantum learning, CTL, cooperative learning, active learning
dan PAKEM, kemudian muncul PAIKEM dan mungkin akan muncul model-model
pembelajaran yang lain.
c. Buat petunjuk yang saudara anggap baik
untuk menerapkannya
PETUNJUK PENERAPAN INOVASI DI SEKOLAH.
Inovasi pendidikan dapat diusahakan oleh guru,
kepala sekolah, dan mungkin juga ide pertama dari siswa. Namun perlu diketahui
bahwa suatu lembaga tidak mudah berubah. Uraian untuk menerapkan inovasi atau
model inovsi disekolah adalah sebagai berikut:
- Buatlah rumusan yang jelas tentang inovasi yang akan diterapkan. Untuk mempermudah perumusan tentang kebutuhan dan inovasi yang akan diterapkan disarankan menggunakan pertanyaan antara lain; apakah anda akan mengatur sistim kepenasehatan siswa ? mengubah cara kerja konselor ? mengembangkan pembagian tugas dewan guru dalam menunjang kelanjaran program sekolah ? dan pertanyaan lain yang mengarah pada tujuan inovasi yang akan dilakukan.
- Gunakan metode atau cara yang memberi kesempatan untuk berpartipasi secara aktif dalam usaha merubah pribadi maupun sekolah. Merubah sekolah sebenarnya merubah orang yang berada di sekolah yaitu guru dan siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengadakan pembaharuan atau menerapkan inovasi:
- Tujuan diadakannya inovasi perlu dimengerti dan diterima oleh guru.
- Motivasi positif harus digunakan untuk memberikan rangsangan agar mau menerima inovasi.
- Harus diusahakan agar individu ikut berpartisipasi / di beri kesempatan dalam mengambil keputusan inovasi.
- Perlu direncanakan tentang evaluasi keberhasilan program inovasi.
- Gunakan berbagai macam alternatif pilihan untuk mempermudah penerapan inovasi. Hal ini dikemukakan berdasarkan pemikiran bahwa yang menerapkan inovasi baik guru, maupun siswa memiliki perbedaan individual.
- Gunakan data atau informasi yang sudah ada untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan perencanaan dan penerapan inovasi.
- Gunakan tambahan data untuk mempermudah fasilitas terjadinya penerapan inovasi.
- Gunakan kemanfaatan dari pengalaman sekolah atau lembaga yang lain. Pengalaman sekolah yang telah menerapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam pelaksanaan inovasi di sekolah.
- Berbuatlah secara positif untuk mendapatkan kepercayaan. Walaupun didunia pendidikan sukar untuk memperoleh dana guna mengadakan pembaharuan, namun demikian pimpinan pendidikan harus melakukan langkah atau mensukseskan usahanya yaitu:
- Kepala sekolah harus benar-benar memahami apa yang diperlukan untuk perbaikan sekolahnya.
- Kepala sekolah harus menghayati kenyataan bahwa inovasi memang perlu diadakan untuk perbaikan.
- Kepala sekolah harus yakin bahwa sekolah ini tepat untuk menerapkan inovasi.
- Menerima tanggungjawab pribadi. Guru perlu mendapatkan tempat, juga peranan sekolah, dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan dengan sangat cepat kepala sekolah, guru dasn siswa akan menjumpai tantangan yang kompleks, pada tingkat dimana mereka bekerja atau belajar.
- Usahakan adanya pengorganisasian kegiatan yang memungkinkan terjadinya kepemimpinan yang efektif, mantap dan konsisten untuk menjawab tantangan.
- Usahakan mencari jawaban atas berbagai macam pertanyaan dasar tentang inovasi di sekolah. Dengan menjawab pertanyaan tersebut dapat menunjang kelancaran program inovasi akan dilaksanakan di sekolah.
2. Mengapa penerapan inovasi dalam suatu sekolah sering mengalami kegagalan? Berikan
alasannya dan berikan suatu kasus derta bagaimana cara mengatasinya.
Jawab:
Menurut saya sekolah merupakan suatu lingkup
organisasi atau lembaga yang tidak mudah untuk menerapkan inovasi. Unsur-unsur
yang terlibat didalamnya tidak secara langsung akan menerima perkembangan
inovasi. Berikut ini Faktor–faktor Peyebab kegagalan penerapan inovasi disekolah:
1. Faktor Input
a. Halangan untuk berubah dari lingkungannya;
Lingkungan yang menjadi penghalang untuk terjadi perubahan
/inovasi, bisa berupa lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Yang berkaiatan
dengan lingkungan fisik adalah tidak tersedianya sarana dan prasarana untuk
berinovasi. Hal ini terbentur dengan dana untuk pengadaan sarana dan prasarana
dalam rangka menunjang kegiatan/program inovasi. Kegiatan inovasi sangat
berkaitan erat dengan teknologi informasi dan komunikasi, yang saat ini
merupakan tuntutan mutlak dalam pemecahan permasalan hidup, termasuk di
dalamnya masalah pendidikan.
b. Ketidakterampilan agen pembaharu;
Agen pembaharu kuarng menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga menyebabkan kemunduran dalam beidang pendidikan. Kita selalu
menyerahkan studi ilmu pengetahuan dan teknologi kepada orang lain dan membuat
kita tergantung pada orang lain.
c. Inovasi yang bepusat hanya pada seseorang;
Reformasi di bidang pendidikan ditandai dengan terjadinya
pergeseran paradigma pengelolaan dan pembinaan pendidikan dari centalized
system menuju decentralized system yang bertjuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Namun reformasi ini belum begitu dapat dirasakan, hal ini
dikarenakan system sentralistik yang telah becokol lama dalam system pendidkan
nasional kita. Shingga kretifitas guru atau tenaga kependidikan kita belum
terbangun kretifitas berinovasi dalam pendidikan. Sehingga inovasi hanya
berpusat pada segelintir orang.
d. Sensitivitas dan defensiveness guru-guru/tenaga kependidikan;
Dalam hal ini
mengakui, bahwa ada guru yang tidak merasa bertanggung jawab atas pendidikan.
Sehingg tidak merasa terpanggil untuk memajukan pendidikan, maka dari itu tidak
mau melakukan inovasi dalam pendidikan. Metode pembelajaran yang dipakai dari
tahun ke tahun itu-itu saja.
e. Ketiadaan kalangan (linking pin) agen perubahan.
Agen perubahan berdiri sendiri-sendiri, tidak membentuk jaringan
agen perubahan. Sehingga untuk membangun sebuah invasi terhambat. Sebuah
kegiatan yang terorganisir akan lebih efektif disbanding dengan yang tidak
terorganisir.
f. Ketidak sesuaian antara teori dan praktek;
Sebuah program inovasi dilakukan adalah untuk efektifitas dan
efiseinsi dalam pencapaian program. Demikian halnya dengan inovasi pendidikan,
adalah dilakukan dengan tujuan optimalisasi proses pembelajara. Dalam proses
pembelajaran hal lain yang perlu memperoleh perhatian dalam praktek pendidikan
tentang pemberdayaan siswa.
g. Inovasi yang digulirkan kurang ilmiah dan kurang hasil kajian.
Dalam melakukan inovasi tidak dicari dulu akar masalahnya, tidak
melakukan analisis SWOT, sehingga tidak tahu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki,
sehingga inovasi yang dilakuakan tidak bermakna.
h. Guru/tenaga kependidikan yang bersifat konservatif;
Sifat guru yang konservatif tidak mau berinovasi bisa disebabkan
oleh tingkat ksejahteraan guru yang rendah karena gaji yang kecil.
i. Pemahaman profesionalisme yang samar;
Dalam paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya
untuk mengubah perilaku peserta didik, tetapi membentuk karakter dan sikap
mental professional yang berorientasi pada global mindset. Fokus
pembelajarannya adalah pada” mempelajari cara belajar” (learning how to
learning) bukan semata mempelajari substansi pelajaran. Sedangkan pendekatan,
strategi dan metode pembelajarannya adalah mengacu pada konsep konstruktivisme
yang mendorong dan menghargai usaha belajar siswa dengan proses inquiri and
discovery learning. Tetapi masih banyak guru/tenaga kependidikan yang belum
bisa menerpakan paradigma ini. Jadi guru tugasnya adalah mentranfer ilmu kepada
peserta didik, sehingga peserta didik tidak dapat menggali potensi yang ada di
dalam dirinya.
2. Faktor Output
a. Tujuan inovasi yang tidak jelas.
Hal ini terjadi karena program yang akan dilakukan biasanya tidak
disusun/dirumuskan terlebih dahulu.
b. Tidak ada reward untuk sebuah inovasi.
Sudah satnya menetapkan satu system penggajian bagi para guru
secara adil, bernilai ekonomis serta memilki daya tarik sedemikian rupa sehingga
merangsang para guru/tenaga kependidikan untuk melakukan tugasnya dengan penuh
dedikasi dan memberikan kepuasan lahir dan batin.
c. Pendekatannya terlalu formalitas dan keseragaman.
Pengaruh system pendidikan yang sentralistik yang telah lama diterapkan
di bidang pendidikan kita, membuat kebiasaan para guru/tenaga kependidikan
selalu menunggu perintah dari atas. Sehingga kreativitas kita mandul. Untuk
melakukan sebuah inovasipun menunggu perintah, atau meniru dari orang lain. Dan
apa yang kita lakukan sekedar melaksanakan tugas/menggugurkan
kwajiban/formalitas, sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal karena
kegiatan yang dilakukan hanya setengah hati.
d. Sekolah /lembaga terlalu memonopoli.
Pengaruh kepemimpinan yang otoriter di pusat( pemerintahan orde
baru), mempengaruhi juga sampi kebawah termasuk sekolah. Sehingg kebebasan guru
atau tenaga kependidikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki terbelenggu.
Menyebabkan program inovasi terhambat.
e. Komponen pengetahuan rendah dan modal RD kecil.
Penerapan model inovasi mungkin masih banyak kendala bisa
dikarenakan oleh latar belakang materi yang diajarkanya karena perkembangan
ilmu pengetahuan masih belum dapat diikuti oleh setiap guru.
f. Kesukaran dalam mendiagnosis kelemahan inovasi;
Penyebab kegagalan inovasi pendidikan meliputi tiga factor; yaitu
agen pembaharu, konsep inovasi, proses inovasi dan proses difusi
g. Hasil akhir yang kurang jelas.
Dalam setiap program inovasi sebaiknya dimonitoring dan di evaluasi
maka dari itu harus dibentuk seksi monev (seksi monitoring dan evaluasi),
sehingga hasil akhir dari suatu program inovasi dapat diketahui dengan jelas.
h. Sumber daya teknologi dan keuangan rendah;
Banyak orang beranggapan bahwa buruknya system pendidikan Indonesia
disebabkan oleh kurangnya alokasi dana untuk sector ini. Ini sama sekali tidak
salah, tetapi tidak akan cukup jika kita tidak berbicara tentang persoalan
kurikulum dan kehidupan dalam sekolah sendiri.
i. Terfokus pada akuntabilitas public.
Apa yang dilakukan oleh para innovator biasanya terfokus pada
pertanggungjawaban kepada masyarakat. Sehingga apa yang dilakukan serasa beban
berat yang harus dipikul. Bukan atas kesadaran bahwa dirinya adalah agen of
change sebuah tugas yang niscaya harus dilakukan. Karena merasa keterpaksaan
itulah yang membuat inovasi tidak berkembang.
j. Kurang mengarah pada entrepreneurship.
Inovasi-inovasi yang biasa kita lakukan biasanya bersifat
pengembangan kompetensi yang bersifat kognitif. Sedangkan aspek psikomotor
kurang dikembangkan, termasuk pada pengembangan kemampuan entrepreneurship
(kewirausahaan).
k. Bersifat pasif.
Inovasi yang serinng kita lakukan biasanya bersifat pasaif
(reaktif), artinya melakukannya bila ada perintah atau kecenderungan lingkungan
atau situasi yang sedang menghangat. Sehingg tidak ada perintah dari atasan
kita tidak melakun inovasi. Dan inovasi yang dilakukan setengah hati tidak akan
mendapat hasil yang optimal.
3. Faktor throughput
a. Terdapat jurang pemisah antar ahli dengan tenaga teknis.
Seolah tugas inovasi adalah tnggung jawab para ahli sedangkan
tenaga tekni hanya ssebagai pelaksana. Padahal ini adalah tanggung jawab
bersama, dalam rangka pencapaian tujuan dan pemecahan masalah yang dihadapi
bersama.
b. Perbedaan status dan struktur hierarkis kepegawaian.
Perbedaan status kepegawaian ini berakiatan dengan status pegawai
tersebut, negeri atau swasta biasanya para pegawai swasta bercermin pada
pegawai negeri. Apabila pegawai negeri kurang disiplin dan kurang berinovasi
maka akan diikuti oleh yang swasta..
c. Kurangnya prosedur dan latihan untuk perubahan.
Penerapan model inovasi, belum dilakukan sosialisasi terhadap guru
secara intensif, hal ini karena masih banyak guru yang belum memahami. Masih
banyak guru yang melakukan proses pembelajaran denga metode tradisional.
Seperti ceramah, komunikasi satu arah, siswa pasif dan membosankan.
Hambatan yang mendasar dalam program inovasi pendidikan adalah
terletak pada manusianya. Dan manusia yang
paling menjadi perhatian adalah guru. Karena gurulah yang berdiri paling depan
dalam mengkonstruksi kulitas sumber daya manusia. Maka dari itu perhataian
pemerintah terhadap guru sangat diharapkan.
Contoh: Inovasi yang terjadi
dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen pendidikan,
metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi
kurikulum, dsb. Sebagai contoh, ide pembelajaran kelas rangkap (multi grade
instruction), dapat dipandang sebagai suatu ide atau gagasan dalam mengatasi keterbatasan jumlah
guru di sekolah. Untuk menyeberluaskan gagasan itu, maka perlu difusi inovasi
tentang pembelajaran kelas rangkap di sekolah. Biasanya ada pilot proyek yang
dilakukan, disosialisasikan, dibina, dan kemudian disebarluaskan kepada sekolah
lain.
3. Berikan suatu contoh, inovasi merupakan
bagian dari sistem sosial, jelaskan faktor pendukung dan penghambat dalam
system social tersebut
Jawab:.
Contoh
inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem social yaitu dengan adanya:
- Pembinaan
personalia. Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem social tentu
menentukan personal (orang) sebagai komponen sistem. Inovasi yang sesuai dengan
komponen personel misalnya: peningkatan mutu guru, system kenaikan pangkat,
aturan tata tertib siswa, dan sebagainya.
- Banyaknya
personal dan wilayah kerja. Sistem sosial tentu menjelaskan tentang berapa
jumlah personalia yang terikat dalam sistem serta dimana wilayah kerjanya.
Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini misalnya: berapa ratio guru
siswa pada satu sekolah dalam system PAMONG pernah diperkenalkan ini dengan
ratio 1 : 200 artinya satu guru dengan 200 siswa). Sekolah Dasar di Amerika
satu guru dengan 27 siswa, perubahan besar wilayah kepenilikan, dan sebagainya.
- Fasilitas
fisik. Sistem sosial termasuk juga sistem pendidikan mendayagunakan
berbagai sarana dan hasil teknologi untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan
yang sesuai dengan komponen ini misalnya: perubahan bentuk tempat duduk (satu
anak satu kursi dan satu meja), perubahan pengaturan dinding ruangan (dinding
batas antar ruang dibuat yang mudah dibuka, sehingga pada diperlukan dua
ruangan dapat disatukan), perlengkapan perabot laboratorium bahasa, penggunaan
CCTV (TVCT- Televisi Stasiun Terbatas), dan sebagainya.
- Penggunaan
waktu. Suatu sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan penggunaan waktu.
Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar
(semester, catur wulan, pembuatan jadwal pelajaran yang dapat memberi
kesempatan mahasiswa untuk memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan
sebagainya.
- Perumusan
tujuan. Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi
yang relevan dengan komponen ini, misalnya: perubahan tujuan tiap jenis sekolah
(rumusan tujuan TK, SD disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tantangan
kehidupan), perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.
- Prosedur.
Sistem pendidikan tentu mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi
pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya: penggunaan kurikulum
baru, cara membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran
kelompok, dan sebagainya.
- Peran yang
diperlukan. Dalam sistem sosial termasuk sistem pendidikan diperlukan
kejelasan peran yang diperlukan untuk melancarkan jalannya pencapaian tujuan
inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya: peran guru sebagai pemakai
media (maka diperlukan keterampilan menggunakan berbagai macam media), peran
guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota team teaching,
dan sebagainya.
- Wawasan
dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang suatu wawasan dan
perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
- Bentuk
hubungan antar bagian (mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada
kejelasan hubungan antara bagian atau mekanisme kerja antara bagian dalam
pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan. Inovasi yang relevan dengan
komponen ini misalnya: diadakan perubahan pembagian tugas antara seksi di
kantor departemen pendidikan dan mekanisme kerja antar seksi, di perguruan
tinggi diadakan perubahan hubungan kerja antara jurusan, fakultas, dan biro
registrasi tentang pengadministrasian nilai mahasiswa, dan sebagainya.
- Hubungan
dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikandalam
beberapa hal harus berhubungan atau bekerja sama dengan sistem yang lain.
Inovasi yang relevan dengan bidang ini misalnya: dalam pelaksanaan usaha
kesehatan sekolah bekerjasama atau berhubungan dengan Departemen Kesehatan,
data pelaksanaan KKN harus kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat,
dan sebagainya.
- Strategi.
Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan.
Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Inovasi dalam sistem
Sosial
1. Faktor-faktor Pendukung
ü Intensitas hubungan/kontak dengan individu yang lain
dalm suatu sistem
ü Tingkat Pendidikan yang maju
ü Sikap terbuka dari masyarakat atau individu
ü Sikap ingin berkembang dan maju dari
masyarakat
2. Faktor-faktor Penghambat
ü Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar
ü Perkembangan pendidikan yang lambat
ü Sikap yang kuat dari masyarakat terhadap
tradisi yang dimiliki
ü Rasa takut dari masyarakat jika terjadi
kegoyahan (pro kemapanan)
ü Cenderung menolak terhadap hal-hal baru
4.
Konsekwensi
inovasi merupakan perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai hasil dari
perubahan atau penolakan suatu inovasi. Jelaskan dan berikan contoh yang jelas
serta sebutkan konsekwensnyai baik
langsung ataupun tidak langsung.
Jawab:
Konsekuensi Inovasi
Konsekuensi atau Akibat dari suatu
perubahan yang terjadi pada individu atau sistem sosial merupakan hasil dari
suatu adopsi atau penolakan terhadap innovasi.
Konsekuensi atau
akibat dari sebuah inovasi belum dipelajari secara memadai karena (1) setiap
agen perubahan lebih menitikberatkan pada adopsi saja, yang menganggap bahwa
inovasi akan mendatangkan akibat yg positif; (2) metode survey penelitian pada
umumnya kurang tepat untuk mengungkapkan berbagai konsekuensi atau berbagai
akibat dari sebuah inovasi; dan (3) akibat atau konsekuensi sulit untuk diukur.
Konsekuensi atau
akibat langsung sebuah inovasi merupakan perubahan pada individu atau sistem
sosial yang terjadi secara langsung dari sebuah inovasi. Sedangan konsekuensi atau akibat tidak langsung
merupakan perubahan pada individu atau sistem sosial yang terjadi sebagai hasil
dari akibat atau konsekuensi langsung suatu inovasi.
Berbagai konsekuensi
atau akibat inovasi yang tidak diinginkan, tidak langsung, dan tidak
terantisipasi pada umumnya terjadi secara bersamaan, sebagaimana halnya
konsekuensi atau akibat yang diinginkan, langsung, dan terantisipasi.
Sebagai contoh memperkenalkan Smart
Board pada Guru di daerah pedalaman, yang membawa banyak konsekuensi yang
diinginkan, langsung, dan terantisipasi. Kisah mengenai smart Borad mengilustrasikan
tiga intrinsik elemen inovasi : (1) Bentuk, yang langsung secara pisik dapat
dilihat dan subtansi inovasi, (2) fungsi, kontribusi yang diciptakan oleh suatu
inovasi pada cara hidup para anggota sistem sosial, dan (3) tujuan : persepsi
inovasi yang subjektif dan disadari oleh para anggota sistem sosial. Para agen perubahan lebih mudah dapat
mengantisipasi bentuk dan fungsi suatu inovasi untuk para kliennya dari pada
tujuannya.
Konsekuensi langsung
sebuah inovasi merupakan perubahan pada individu atau sistem sosial yang
terjadi secara langsung dari sebuah inovasi. Sedangan konsekuensi atau akibat
tidak langsung merupakan perubahan pada individu atau sistem sosial yang
terjadi sebagai hasil dari konsekuensi langsung suatu inovasi.
DARI BERBAGAI SUMBER
Subscribe to:
Posts (Atom)