.quickedit {display:none;}

Sunday, June 9, 2013

Landasan-landasan dan Problematika Kependidikan




 
UJIAN TENGAH SEMESTER
MUJIYANTO
NIM: 06122603069


Mata Kuliah    : Landasan-landasan dan Problematika  Kependidikan (GIP 501)
Program Studi : Teknologi Pendidikan
Dosen              : 1. Dr. Yosef, M.A.
  2. Dr. Edi Harapan, M.Pd.   
               
I.          LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
Dalam pembahasan landasan filosofis pendidikan terdapat berbagai aliran filsafat pendidikan, antara lain Materialisme,  Idealisme, Realisme, dan  Pragmatisme. Masing-masing mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Dalam diskusi tersebut pertanyaan-pertanyaan yang muncul berbagai ilmu teoritis tentang filsafat dan aliran-alirannya antara lain perbedaan idealisme dan realisme, dengan jawaban yang disampaikan secara tekstual yang intinya bahwa idealisme adalah berupa ide-ide bukan pada benda-benda, sedangkan realisme berupa kenyataan yang tada .
Landasan filsosofi pendidikan di Indonesia adalah Pancasila seperti yang diungkapkan oleh saudara Nolly Wibowo. Bahwa Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai falsafah Bangsa. Pengenalan Pancasila sebagai dasar filosofi mencerminkan ciri khas dan kepribadian Bangsa Indonesia. Saya beranggapan bahwa falsafa pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan di Indonesia sudah mulai pudar, karena berbagai kepentingan politik dan kondisi ekonomi di Indonesia. Pendidikan dijadikan sebagai ajang untuk berbagi dan mengumpulkan kekayaan dengan segala bentuk cara. Pancasila yang merupakan dasar dari Negara Indonesia sudah dilupakan nilai-nilainya.
Dari hasil diskusi dapat dipahami pengertian filsafat dan landasan filosofis pendidikan, serta konsep landasan filosofis pendidikan menurut berbagai aliran filsafat, baik yang bersifat akademik maupun ideologis. Adapun aliran filsafat yang dimaksud yaitu: Idealisme, Realisme, Pragmatisme. Lebih khusus lagi setelah diskusi dengan adanya beberapa pertanyaan mahasiswa membantu untuk memahami implikasi konsep filsafat umum setiap aliran filsafat terhadap konsep pendidikan, serta beberapa isu mengenai profesionalisme guru. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul antara diantaranya:
1.      Apakah hubungan antara aliran-aliran filsafat dengan pendidikan
2.      Bagaimanakah peran masing-masing aliran dalam filsafat dalam mensiasati pendidikan.
3.      Bagaimanakah isu tentang profesionalisme guru?
Pada pertanyaan pertama dibahas bahwa hubungan antara filsafat dengan pendidikan. Pendidikan   merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan. Dan filsafat salah satu pokok yang dibahas adalah bagaimana sebenarnya orang mendapatkan pengetahuan. Pembahasan selanjutnya dijelaskan mengenai Landasan filosofis pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari filsafat yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.  Pada diskusi tidak dibahas secara terperinci mengenai hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum terhadap gagasan-gagasan pendidikan, sehingga karakteristik dan aliran yang ada dalam filsafat landasan filosofis pendidikan tidak terbahas secara terperinci.
Isu mengenai profesionalisme guru menimbulkan banyak pertanyaan antara lain dari saudara winda mengemukakan bahwa sebenarnya profesionalisme guru tidak hanya diuji denganadanya sertifikasi, karena dengan adanya sertifikasi yang mewajibkan guru harus mangajar 24 jam menimbulkan efek dikuranginya jam mengajar bagi guru-guru honor, dan makin sedikitnya kesempatan bagi tamatan calon-calon guru di lapangan kerjanya sendiri. Dari beberapa tanggapan menanggapi sesuai dengan pemahamannya masing-masing antara lain sebenarnya sertifikasi guru diberikan bagi guru yang sudah professional sesuai dengan kompetensinya dan untuk meningkatkan kesejahteraan serta kualitas guru, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
II.            LANDASAN HUKUM/KEBIJAKAN  PENDIDIKAN
Isu yang berkembang pada saat diskusi bahwa terdapat berbagai persoalan pendidikan dasar dan menengah di Indonesia dewasa ini yang sangat kompleks. Permasalahan yang besar antara lain menyangkut mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, dan manjemen pendidikan. Adanya Undang-Undang Dasar 45 sebagai dasar hukum atau landasan kebijakan pendidikan. Kebijakan ini tercermin dalam beberpa peraturan-peraturan atau keputusan-keputusan mentri.  
Pertanyaan bu arma menyangkut pemerataan pendidikan di daerah-daerah. Terkait dengan mutu pendidikan adalah masalah kurikulum, proses pembelajaran, evaluasi, buku ajar, mutu guru, sarana dan prasarana pendidikan. Persoalan manajemen manyangkut segala macam pengaturan pendidikan seperti otonomi pendidikan, birokrasi, dan transparansi, agar kualitas dan pemerataan pendidikan dapat terselesaikan dengan baik.
          Berdasarkan pembahasan setelah hasil diskusi , disimpulkan bahwa guru harus memiliki pedoman dan acuan dalam melaksanakan tugasnya sehingga penyimpangan-penyimpangan dalam bidang pendidikan dapat dihindari. Dan kebijaksanaan pemerintah itu dituangkan dalam berbagai bentuk ketetapan yang menjadi landasan hukum bagi para guru dalam mewujudkan tugasnya. Guru tidak hanya terbatas memahami ketentuan berupa undang-undang pokok dibidang pendidikan melainkan juga ketentuan lain seperti undang-undang dasar, ketetapan MPR (GBHN), kepres, peraturan pemerintah, bahkan kurikulum yang ditetapkan dengan keputusan menteri dan kode etik guru. Ketentuan itulah yang merupakan landasan hukum atau peraturan perundang-undangan untuk mewujudkan kegiatan pendidikan.
Pembahasan pada saat diskusi untuk materi landasan hukum /kebijakan pendidikan hanya didasarkan pada isu-isu yang berkembang di Indonesia saat ini, konsep hukum, dan peran hukum dalam dunia Pendidikan belum teridentifikasi secara jelas. Pertanyaan yang belum terjawab bagaimanakah para pengambil kebijakan membuat peraturan atau kebijakan untuk memajukan pendidikan seperti yang termuat dalam tujuan pendidikan nasional tanpa terbebani oleh jabatan dan perannya dalam dunia politik.
III.         LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN
Pada saat diskusi landasan Psikologi beberapa pertanyaan terdapat pemahaman terhadap bahan belajar ini akan berguna dalam membangun wawasan kependidikan para pendidik. sehingga kita diharapkan dapat terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam rangka pembelajaran. Bu Meilinda mengungkapkan bahwa Guru diharapkan tidak keliru dalam mengenal peserta didik. Di samping itu, guru juga diharapkan mempunyai petunjuk yang relatif tepat mengenai apa yang harus dilakukan atau apa yang mungkin dapat diabaikan dalam pembelajaran setelah mempelajari pentingnya landasan psikologis pendidikan.
Salah satu isu yang dibahas oleh kelompik ini  adalah mengenai kekerasan pada siswa. Kekerasan guru terhadap siswa sangat berdampak pada perkembangan psikologis anak. Keengganan anak untuk terus belajar mata pembelajaran yang diajarkan oleh seorang guru akan berbuah pada tidak bertambahnya pengetahuan anak terhadap mata pembelajaran tersebut. Selain juga, traumatik berkelanjutan akan tercipta pada jiwa anak. Secara umum forum diskusi tidak setuju dengan adanya tindakan kekerasan untuk mengatasi masalah pada siswa, tetapi pada selesai diskusi belum ada titik temu bagaimana mengatasi siswa yang secara pengetahuan pintar, tetapi mempunyai etika yang kurang baik.
Beberapa pokok bahasan yang belum terdefinisi dalam pembahasan materi ini adalah belum dipahaminya  hakikat perkembangan, tugas-tugas perkembangan dan teori belajar serta implikasinya terhadap pendidikan sehingga dasar untuk menjawab berbagai masalah-masalah pembelajaran yang berkaitan dengan peserta didik dijelaskan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang ada di masing-masing sekolah. Pertanyaan yang muncul setelah membahas materi ini bagaimanakah perkembangan psikologi siswa terhadap proses pembelajaran apakah berpengaruah terhadap hasil pendidikan di Indonesia 10 tahun yang akan datang dengan adanya bocoran-bocoran saat ujian nasional.
IV.    LANDASAN POLITIK DAN EKONOMI PENDIDIKAN
Munculnya asumsi sosial bahwa pendidikan mempengaruhi kesuksesan ekonomi seseorang bukanlah suatu keyakinan spontan yang tidak berdasar. Perkembangan ekonomi dan politik disuatu Negara sangat berpengaruh terhadap pendidikan di usatu Negara tersebut. Pada diskusi terkait pada saat pembahasan materi ini adalah mengenai status pembiayaan sekolah, RSBI, dampak dan manfaatnya. Sebagai contoh Nolly Wibowo yang mengajar di SMA 17 Palembang sekolahnya berstatus RSBI, yang notabene sekolah favorit dan menarik pungutan dari siswa. Jawaban-jawaban dari peserta diskusi adalah pada dasarnya belum ada ketentuan khusus apakah sekolah dapat mengatur pembiayaan khusus mengenai operasional sekolah yang dipungut dari siswa. RSBI dianggap sebagai ajang sekolah untuk meningkatkan kredibilitas sekolahnya dan juga pungutan yang lebih besar kepada siswanya.
Isu selanjutnya berkaitan dengan anggaran APBN Pendidikan 20%. anggaran pendidikan di APBN menjadi 20 % tidak banyak membantu jika kreatifitas Kemendiknas, hanya pada proyek-proyek pendidikan bukan pada pengembangan pendidikan. Namun dalam kenyataannya tidak menunjukkan suatu relevansi yang nyata. Bahkan riil, anggaran pendidikan hanya berkisar 10% dari APBN, dan itu pun hanya untuk membiayai anggaran rutin seperti penyediaan alat-alat belajar, gaji guru dan karyawan dan sebagainya. Beberapa kesimpulan secara sederhana bahwa terdapat beberapa pokok persoalan dalam pendidikan kita, yaitu; pertama, problem kebijakan pemerintah yang tidak memiliki komitmen dalam menyelenggarakan pendidikan dan kedua; problem visi Pendidikan Nasional yang masih belum bisa berpihak pada rakyat jelata.
Pertanyaan yang muncul sampai saat ini adalah bisakah para pengambil kebijakan benar-benar membuat suatu kebjikan pendidikan untuk kepentingan rakyat, tanpa terbebani oleh peran politik mereka dimaisng-msing partai.
V.            LANDASAN SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN
Pemaparan yang disampaikan oleh Faris, Okta, dan Sunarno mengemukakan bahwa  landasan sosial budaya pendidikan perlu dibahas  karena pendidikan merupakan proses penyampaian kebudayaan mencakup segi keterampilan, pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang terencana dalam suatu program pembelajaran yang berfungsi membentuk pengalaman belajar peserta. Setelah pembahasan dari diskusi dan pertanyaan-pertanyaan dapat disimpulkan bahwa suatu lembaga pendidikan dan program pendidikannya akan mencerminkan kehidupan dan kebudayaan masyarakatnya, keadaan-keadaan sosial-budaya tak akan terpisahkan darinya.
Landasan sosiologis dan budaya pendidikan antara lain membahas tentang konsep pendidikan dalam konteks masyarakat dan kebudayaannya, hubungan antara pendidikan dan masyarakat, hubungan pendidikan dan kebudayaannya serta berbagai lingkungan pendidikan yang ada di dalam masyarakat. Sebab itu kajian tentang landasan sosiologis dan budaya ini dipandang penting bagi para pendidik, khususnya bagi para guru.
Pertanyaan baru yang muncul  pada pikiran saya dan belum dapat dipahami mengenai konsep pendidikan sebagai proses sosialisasi dan enkulturasi, serta hubungannya dengan masyarakat dan kebudayaannya sehingga pada akhirnya dapat mengidentifikasi prinsip-prinsip sosiologis dan budaya sebagai asumsi pendidikan.
VI.         LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN
Pada diskusi landasan historis dibahas historis pendidikan dari masa kerajaan sampai dengan masa kebangkitan Nasional. Pertanyaan yang muncul dari Ivan Yulietmi adalah setelah memahami materi ini adalah masih adakah  system-sistem pendidikan pada masa lampau yang masih bisa diterapkan pada saat ini, sehingga pendidikan di Indonesia tetap mempertahankan norma-norma etika dan kesusilaan.
Peserta diskusi membahas dari masa-masa penjajahan dan kebangkitan Nasional hingga saat ini. Nolly Wibowo mengungkapkan bahwa secara historis perkembangan pendidikan di Indonesia sudah banyak mengalami perubahan yang signifikan. Dari rangkaian masa dalam sejarah yang menjadi landasan historis kependidikan di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa masa-masa tersebut memiliki wawasan yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lain. Mereka sama-sama menginginkan pendidikan bertujuan mengembangkan individu peserta didik, dalam arti memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan potensi mereka secara alami dan seperti ada adanya, tidak perlu diarahkan untuk kepentingan kelompok tertentu.
 Sementara itu, pendidikan pada dasarnya hanya memberi bantuan dan layanan dengan menyiapkan segala sesuatunya. Sejarah juga menunjukkan betapa sulitnya perjuangan mengisi kemerdekaan dibandingkan dengan perjuangan mengusir penjajah. Dengan demikian mereka berharap hasil pendidikan dapat berupa ilmuwan, innovator, orang yang peduli dengan lingkungan serta mampu memperbaikinya, dan meningkatkan peradaban manusia.
Pertanyaan yang masih belum terjawab apakah konsep pendidikan yang harus kita kembangkan di Indonesia apakah berpatokan dengan konsep pendidikan yang ada di Amerika, Malaysia, ataupun Negara lain?
VII.          LANDASAN TEKNOLOGI, KOMUNIKASI, DAN INFORMASI
Kajian terhadap topik ini banyak diulas manfaat teknologi, komuniksi, dan informasi dalam proses pendidikan. Keterbatasan sarana dan prasarana mempengaruhi terhadap penggunaan pengembangan TIK. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan kemudahan yang diberikan dalam mendukung kegiatan pembelajaran, contohnya dalam media pembelajaran, dapat dimanfaatkan fasilitas internet untuk memudahkan proses pengambilan referensi materi pembelajaran.
Beberapa pertanyaan ditujukan kepada pemerataan pengguanaan TIK di daerah-daerah yang mempunyai akses jauh dari perkembangan teknologi. Nurhidayati menanyakan apakah pemanfaatan TIK sudah sampai pada daerah-daerah yang sukar terjangkau dan media apa yang sudah pernah ada. TIK tidak hanya mengacu pada internet saja, di daerah-daerah pemanfaatan media bisa menggunakan televisi, atau tv edukasi.
Pertanyaan yang belum terjawab adalah sejauh mana kontribusi teknologi, komunikasi dan informasi terhadap pendidikan. Dan bagaimana penerapan penggunaan teknologi, informasi, dan komunikasi pada para pendidik yang belum melek teknologi.
VIII.   LANDASAN TEORI DAN KONSEP
Kajian pada pokok bahasan ini membahas konsep dan system dalam pendidikan. Untuk memahami berbagai problematika pendidikan kita perlu mamami terlebih dahulu konsep dan system pendidikan. Landasan teori memuat teori-teori atau konsep-konsep dasar, yang diambil dari buku-buku acuan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti sebagai tuntunan, untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk merumuskan hipotesis antara lain lanadasan teori dalam ilmu perilaku,  komunikasi, sosiologi, dan ilmu filsafat. Pertanyaan baru yang muncul sebenarnya system apakah yang akan diterapkan dalam pendidikan di Indonesia. Secara sederhana, sistem pendidikan terdiri dari masukan (input) yang terdiri dari orang, informasi dan sumber lainnya. Sedangkan keluarannya (output) adalah orang-orang dalam kondisi yang mempunyai kemampuan yang lebih baik dari semula.
     Diskusi yang muncul kurang interaktif karena banyak pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari pokok pembahasan pada topik landasan teori dan konsep.


IX.    REFLEKSI UMUM

Menurut pendapat saya praktek pendidikan akan dapat dilaksanakan dengan mantap, memiliki tujuan yang jelas, ada kesesuaian isi kurikulum dengan kebutuhan anak dan kebutuhan masyarakatnya, terhindar dari kesalahan-kesalahan sehingga efektif dan efisien cara-cara pelaksanaannya, hanya apabila dilaksanakan dengan mengacu kepada suatu landasan pendidikan yang kokoh. Sebab itu, sebelum melaksanakan praktek pendidikan, para pendidik  khususnya para calon pendidik perlu terlebih dahulu memperkokoh landasan pendidikannya. Selanjutnya, mengingat pendidikan itu pada dasarnya adalah upaya memanusiakan manusia (humanisasi). Karena itu perlu diulas kembali mengenai landasan-landasan pendidikan secara terperinci sehingga diperoleh pemahaman yang benar dalam menyikapi problematika pendidikan yang ada.
Pendapat yang dimuat hanya beberapa yang diingat dari beberapa pertanyaan-pertanyaan teman-teman sekelas sehingga kurang dapat mendapatkan pengertian yang mendalam mengenai materi yang ada. Setidaknya sedikit konsep telah dapat dipahami mengenai landasan-landasan kependidikan. Tetapi beberapa pengertian dan landasan diantaranya landasan hukum, landasan sosiologis, landasan teori dan konsep, dan landasan teknologi, komunikas, dan informasi kurang mendapatkan penjelasnnya, sehingga terkesan kabur pengertiannya.

5 comments:

Unknown said...

ntok mahasiswa tuh e pak ?

Unknown said...

~_~

Marina Arifin said...

a difficult one..
I don't understand what is written above, because I'm not a student of university :D
maybe next year :D

Unknown said...

you right Marina Arifin . I agree with you :D

Marini Arifin said...

i don't get it.. its for students of college

Song Favorit

Maturnuwun atas kunjungan anda dan tetap berbagi

Translate