|
MUJIYANTO
NIM: 06122603069
Mata Kuliah : Landasan-landasan dan
Problematika Kependidikan (GIP 501)
Program Studi : Teknologi Pendidikan
Dosen : 1. Dr. Yosef,
M.A.
2. Dr. Edi Harapan, M.Pd.
I.
LANDASAN
FILOSOFIS PENDIDIKAN
Dalam pembahasan landasan filosofis pendidikan terdapat
berbagai aliran filsafat pendidikan, antara lain Materialisme, Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme. Masing-masing mempunyai
karakteristik sendiri-sendiri. Dalam diskusi tersebut pertanyaan-pertanyaan
yang muncul berbagai ilmu teoritis tentang filsafat dan aliran-alirannya antara
lain perbedaan idealisme dan realisme, dengan jawaban yang disampaikan secara
tekstual yang intinya bahwa idealisme adalah berupa ide-ide bukan pada
benda-benda, sedangkan realisme berupa kenyataan yang tada .
Landasan filsosofi pendidikan di Indonesia adalah Pancasila
seperti yang diungkapkan oleh saudara Nolly Wibowo. Bahwa Pancasila sebagai
dasar Negara dan sebagai falsafah Bangsa. Pengenalan Pancasila sebagai dasar
filosofi mencerminkan ciri khas dan kepribadian Bangsa Indonesia. Saya
beranggapan bahwa falsafa pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan di
Indonesia sudah mulai pudar, karena berbagai kepentingan politik dan kondisi
ekonomi di Indonesia. Pendidikan dijadikan sebagai ajang untuk berbagi dan
mengumpulkan kekayaan dengan segala bentuk cara. Pancasila yang merupakan dasar
dari Negara Indonesia sudah dilupakan nilai-nilainya.
Dari hasil diskusi
dapat dipahami pengertian filsafat dan landasan filosofis pendidikan, serta
konsep landasan filosofis pendidikan menurut berbagai aliran filsafat, baik
yang bersifat akademik maupun ideologis. Adapun aliran filsafat yang dimaksud
yaitu: Idealisme, Realisme, Pragmatisme. Lebih khusus lagi setelah diskusi
dengan adanya beberapa pertanyaan mahasiswa membantu untuk memahami implikasi
konsep filsafat umum setiap aliran filsafat terhadap konsep pendidikan, serta
beberapa isu mengenai profesionalisme guru. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul antara
diantaranya:
1.
Apakah
hubungan antara aliran-aliran filsafat dengan pendidikan
2. Bagaimanakah peran masing-masing aliran dalam
filsafat dalam mensiasati pendidikan.
3. Bagaimanakah isu tentang profesionalisme guru?
Pada pertanyaan pertama dibahas bahwa hubungan
antara filsafat dengan pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan.
Dan filsafat salah satu pokok yang dibahas adalah bagaimana sebenarnya orang
mendapatkan pengetahuan. Pembahasan selanjutnya dijelaskan mengenai Landasan
filosofis pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari filsafat
yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Pada diskusi tidak dibahas secara terperinci mengenai hubungan implikasi
antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum terhadap
gagasan-gagasan pendidikan, sehingga karakteristik dan aliran yang ada dalam
filsafat landasan filosofis pendidikan tidak terbahas secara terperinci.
Isu
mengenai profesionalisme guru menimbulkan banyak pertanyaan antara lain dari
saudara winda mengemukakan bahwa sebenarnya profesionalisme guru tidak hanya
diuji denganadanya sertifikasi, karena dengan adanya sertifikasi yang
mewajibkan guru harus mangajar 24 jam menimbulkan efek dikuranginya jam
mengajar bagi guru-guru honor, dan makin sedikitnya kesempatan bagi tamatan
calon-calon guru di lapangan kerjanya sendiri. Dari beberapa tanggapan
menanggapi sesuai dengan pemahamannya masing-masing antara lain sebenarnya
sertifikasi guru diberikan bagi guru yang sudah professional sesuai dengan
kompetensinya dan untuk meningkatkan kesejahteraan serta kualitas guru,
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
II.
LANDASAN
HUKUM/KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Isu yang berkembang pada saat diskusi
bahwa terdapat berbagai persoalan pendidikan dasar dan menengah di Indonesia
dewasa ini yang sangat kompleks. Permasalahan yang besar antara lain menyangkut
mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, dan manjemen pendidikan. Adanya
Undang-Undang Dasar 45 sebagai dasar hukum atau landasan kebijakan pendidikan.
Kebijakan ini tercermin dalam beberpa peraturan-peraturan atau
keputusan-keputusan mentri.
Pertanyaan bu arma menyangkut
pemerataan pendidikan di daerah-daerah. Terkait dengan mutu pendidikan adalah
masalah kurikulum, proses pembelajaran, evaluasi, buku ajar, mutu guru, sarana
dan prasarana pendidikan. Persoalan manajemen manyangkut segala macam
pengaturan pendidikan seperti otonomi pendidikan, birokrasi, dan transparansi,
agar kualitas dan pemerataan pendidikan dapat terselesaikan dengan baik.
Berdasarkan
pembahasan setelah hasil diskusi , disimpulkan bahwa guru harus memiliki
pedoman dan acuan dalam melaksanakan tugasnya sehingga
penyimpangan-penyimpangan dalam bidang pendidikan dapat dihindari. Dan
kebijaksanaan pemerintah itu dituangkan dalam berbagai bentuk ketetapan yang
menjadi landasan hukum bagi para guru dalam mewujudkan tugasnya. Guru tidak
hanya terbatas memahami ketentuan berupa undang-undang pokok dibidang
pendidikan melainkan juga ketentuan lain seperti undang-undang dasar, ketetapan
MPR (GBHN), kepres, peraturan pemerintah, bahkan kurikulum yang ditetapkan
dengan keputusan menteri dan kode etik guru. Ketentuan itulah yang merupakan
landasan hukum atau peraturan perundang-undangan untuk mewujudkan kegiatan
pendidikan.
Pembahasan pada saat diskusi untuk
materi landasan hukum /kebijakan pendidikan hanya didasarkan pada isu-isu yang
berkembang di Indonesia saat ini, konsep hukum, dan peran hukum dalam dunia
Pendidikan belum teridentifikasi secara jelas. Pertanyaan yang belum terjawab
bagaimanakah para pengambil kebijakan membuat peraturan atau kebijakan untuk
memajukan pendidikan seperti yang termuat dalam tujuan pendidikan nasional
tanpa terbebani oleh jabatan dan perannya dalam dunia politik.
III.
LANDASAN PSIKOLOGIS
PENDIDIKAN
Pada saat diskusi landasan Psikologi beberapa pertanyaan terdapat
pemahaman terhadap bahan belajar ini akan berguna dalam membangun wawasan
kependidikan para pendidik. sehingga kita diharapkan dapat terhindar dari
kekeliruan yang mungkin terjadi dalam rangka pembelajaran. Bu Meilinda
mengungkapkan bahwa Guru diharapkan tidak keliru dalam mengenal peserta didik.
Di samping itu, guru juga diharapkan mempunyai petunjuk yang relatif tepat mengenai
apa yang harus dilakukan atau apa yang mungkin dapat diabaikan dalam
pembelajaran setelah mempelajari pentingnya landasan psikologis pendidikan.
Salah satu isu yang
dibahas oleh kelompik ini adalah
mengenai kekerasan pada siswa. Kekerasan guru terhadap
siswa sangat berdampak pada perkembangan psikologis anak. Keengganan anak untuk
terus belajar mata pembelajaran yang diajarkan oleh seorang guru akan berbuah
pada tidak bertambahnya pengetahuan anak terhadap mata pembelajaran tersebut.
Selain juga, traumatik berkelanjutan akan tercipta pada jiwa anak. Secara umum forum diskusi tidak setuju dengan
adanya tindakan kekerasan untuk mengatasi masalah pada siswa, tetapi pada
selesai diskusi belum ada titik temu bagaimana mengatasi siswa yang secara
pengetahuan pintar, tetapi mempunyai etika yang kurang baik.
Beberapa pokok bahasan yang belum terdefinisi dalam
pembahasan materi ini adalah belum dipahaminya
hakikat perkembangan, tugas-tugas perkembangan dan teori belajar serta
implikasinya terhadap pendidikan sehingga dasar untuk menjawab berbagai
masalah-masalah pembelajaran yang berkaitan dengan peserta didik dijelaskan
berdasarkan pengalaman-pengalaman yang ada di masing-masing sekolah. Pertanyaan
yang muncul setelah membahas materi ini bagaimanakah perkembangan psikologi
siswa terhadap proses pembelajaran apakah berpengaruah terhadap hasil
pendidikan di Indonesia 10 tahun yang akan datang dengan adanya bocoran-bocoran
saat ujian nasional.
IV. LANDASAN POLITIK DAN EKONOMI PENDIDIKAN
Munculnya
asumsi sosial bahwa pendidikan mempengaruhi kesuksesan ekonomi seseorang
bukanlah suatu keyakinan spontan yang tidak berdasar. Perkembangan ekonomi dan
politik disuatu Negara sangat berpengaruh terhadap pendidikan di usatu Negara
tersebut. Pada diskusi terkait pada saat pembahasan
materi ini adalah mengenai status pembiayaan sekolah, RSBI, dampak dan
manfaatnya. Sebagai contoh Nolly Wibowo yang mengajar di SMA 17 Palembang
sekolahnya berstatus RSBI, yang notabene sekolah favorit dan menarik pungutan
dari siswa. Jawaban-jawaban dari peserta diskusi adalah pada dasarnya belum ada
ketentuan khusus apakah sekolah dapat mengatur pembiayaan khusus mengenai
operasional sekolah yang dipungut dari siswa. RSBI dianggap sebagai ajang
sekolah untuk meningkatkan kredibilitas sekolahnya dan juga pungutan yang lebih
besar kepada siswanya.
Isu selanjutnya berkaitan dengan anggaran APBN Pendidikan
20%. anggaran pendidikan di APBN menjadi 20 % tidak banyak membantu jika
kreatifitas Kemendiknas, hanya pada proyek-proyek pendidikan bukan pada pengembangan
pendidikan. Namun dalam kenyataannya tidak menunjukkan suatu relevansi yang
nyata. Bahkan riil, anggaran pendidikan hanya berkisar 10% dari APBN, dan itu
pun hanya untuk membiayai anggaran rutin seperti penyediaan alat-alat belajar,
gaji guru dan karyawan dan sebagainya. Beberapa kesimpulan secara sederhana
bahwa terdapat beberapa pokok persoalan dalam pendidikan kita, yaitu; pertama,
problem kebijakan pemerintah yang tidak memiliki komitmen dalam
menyelenggarakan pendidikan dan kedua; problem visi Pendidikan Nasional yang
masih belum bisa berpihak pada rakyat jelata.
Pertanyaan yang muncul sampai saat ini adalah bisakah
para pengambil kebijakan benar-benar membuat suatu kebjikan pendidikan untuk
kepentingan rakyat, tanpa terbebani oleh peran politik mereka dimaisng-msing
partai.
V.
LANDASAN SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN
Pemaparan
yang disampaikan oleh Faris, Okta, dan Sunarno mengemukakan bahwa landasan sosial budaya pendidikan perlu
dibahas karena pendidikan merupakan proses penyampaian kebudayaan
mencakup segi keterampilan, pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang
terencana dalam suatu program pembelajaran yang berfungsi membentuk pengalaman
belajar peserta. Setelah pembahasan dari diskusi dan pertanyaan-pertanyaan dapat
disimpulkan bahwa suatu lembaga
pendidikan dan program pendidikannya akan mencerminkan kehidupan dan kebudayaan
masyarakatnya, keadaan-keadaan sosial-budaya tak akan terpisahkan darinya.
Landasan sosiologis dan budaya pendidikan antara lain
membahas tentang konsep pendidikan dalam konteks masyarakat dan kebudayaannya,
hubungan antara pendidikan dan masyarakat, hubungan pendidikan dan
kebudayaannya serta berbagai lingkungan pendidikan yang ada di dalam
masyarakat. Sebab itu kajian tentang landasan sosiologis dan budaya ini
dipandang penting bagi para pendidik, khususnya bagi para guru.
Pertanyaan baru yang muncul pada
pikiran saya dan belum dapat dipahami mengenai konsep pendidikan sebagai proses sosialisasi dan
enkulturasi, serta hubungannya dengan masyarakat dan kebudayaannya sehingga
pada akhirnya dapat mengidentifikasi prinsip-prinsip sosiologis dan budaya
sebagai asumsi pendidikan.
VI.
LANDASAN
HISTORIS PENDIDIKAN
Pada diskusi
landasan historis dibahas historis pendidikan dari masa kerajaan sampai dengan
masa kebangkitan Nasional. Pertanyaan yang muncul dari Ivan Yulietmi adalah setelah
memahami materi ini adalah masih adakah
system-sistem pendidikan pada masa lampau yang masih bisa diterapkan
pada saat ini, sehingga pendidikan di Indonesia tetap mempertahankan
norma-norma etika dan kesusilaan.
Peserta diskusi
membahas dari masa-masa penjajahan dan kebangkitan Nasional hingga saat ini.
Nolly Wibowo mengungkapkan bahwa secara historis perkembangan pendidikan di
Indonesia sudah banyak mengalami perubahan yang signifikan. Dari rangkaian masa dalam sejarah yang menjadi landasan historis
kependidikan di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa masa-masa tersebut memiliki
wawasan yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lain. Mereka sama-sama
menginginkan pendidikan bertujuan mengembangkan individu peserta didik, dalam
arti memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan potensi mereka secara
alami dan seperti ada adanya, tidak perlu diarahkan untuk kepentingan kelompok
tertentu.
Sementara itu, pendidikan pada dasarnya hanya
memberi bantuan dan layanan dengan menyiapkan segala sesuatunya. Sejarah juga
menunjukkan betapa sulitnya perjuangan mengisi kemerdekaan dibandingkan dengan
perjuangan mengusir penjajah. Dengan demikian mereka berharap hasil pendidikan
dapat berupa ilmuwan, innovator, orang yang peduli dengan lingkungan serta
mampu memperbaikinya, dan meningkatkan peradaban manusia.
Pertanyaan yang
masih belum terjawab apakah konsep pendidikan yang harus kita kembangkan di
Indonesia apakah berpatokan dengan konsep pendidikan yang ada di Amerika,
Malaysia, ataupun Negara lain?
VII.
LANDASAN TEKNOLOGI, KOMUNIKASI, DAN INFORMASI
Kajian terhadap topik ini banyak diulas manfaat teknologi,
komuniksi, dan informasi dalam proses pendidikan. Keterbatasan sarana dan
prasarana mempengaruhi terhadap penggunaan pengembangan TIK. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan kemudahan yang
diberikan dalam mendukung kegiatan pembelajaran, contohnya dalam media
pembelajaran, dapat dimanfaatkan fasilitas internet untuk memudahkan proses
pengambilan referensi materi pembelajaran.
Beberapa pertanyaan ditujukan kepada pemerataan
pengguanaan TIK di daerah-daerah yang mempunyai akses jauh dari perkembangan
teknologi. Nurhidayati menanyakan apakah pemanfaatan TIK sudah sampai pada
daerah-daerah yang sukar terjangkau dan media apa yang sudah pernah ada. TIK
tidak hanya mengacu pada internet saja, di daerah-daerah pemanfaatan media bisa
menggunakan televisi, atau tv edukasi.
Pertanyaan yang belum terjawab adalah sejauh mana
kontribusi teknologi, komunikasi dan informasi terhadap pendidikan. Dan
bagaimana penerapan penggunaan teknologi, informasi, dan komunikasi pada para
pendidik yang belum melek teknologi.
VIII.
LANDASAN TEORI DAN KONSEP
Kajian pada pokok bahasan ini
membahas konsep dan system dalam pendidikan. Untuk memahami berbagai
problematika pendidikan kita perlu mamami terlebih dahulu konsep dan system
pendidikan. Landasan teori memuat teori-teori atau konsep-konsep dasar, yang
diambil dari buku-buku acuan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang
diteliti sebagai tuntunan, untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk
merumuskan hipotesis antara lain lanadasan teori dalam ilmu perilaku, komunikasi, sosiologi, dan ilmu filsafat. Pertanyaan
baru yang muncul sebenarnya system apakah yang akan diterapkan dalam pendidikan
di Indonesia. Secara sederhana, sistem pendidikan terdiri dari masukan (input)
yang terdiri dari orang, informasi dan sumber lainnya. Sedangkan keluarannya
(output) adalah orang-orang dalam kondisi yang mempunyai kemampuan yang lebih
baik dari semula.
Diskusi
yang muncul kurang interaktif karena banyak pertanyaan-pertanyaan yang
menyimpang dari pokok pembahasan pada topik landasan teori dan konsep.
IX.
REFLEKSI UMUM
Menurut pendapat saya praktek pendidikan akan dapat dilaksanakan
dengan mantap, memiliki tujuan yang jelas, ada kesesuaian isi kurikulum dengan
kebutuhan anak dan kebutuhan masyarakatnya, terhindar dari kesalahan-kesalahan
sehingga efektif dan efisien cara-cara pelaksanaannya, hanya apabila
dilaksanakan dengan mengacu kepada suatu landasan pendidikan yang kokoh. Sebab
itu, sebelum melaksanakan praktek pendidikan, para pendidik khususnya para calon pendidik perlu terlebih
dahulu memperkokoh landasan pendidikannya. Selanjutnya, mengingat pendidikan
itu pada dasarnya adalah upaya memanusiakan manusia (humanisasi). Karena itu perlu
diulas kembali mengenai landasan-landasan pendidikan secara terperinci sehingga
diperoleh pemahaman yang benar dalam menyikapi problematika pendidikan yang
ada.
Pendapat yang dimuat hanya beberapa yang diingat dari beberapa
pertanyaan-pertanyaan teman-teman sekelas sehingga kurang dapat mendapatkan
pengertian yang mendalam mengenai materi yang ada. Setidaknya sedikit konsep
telah dapat dipahami mengenai landasan-landasan kependidikan. Tetapi beberapa
pengertian dan landasan diantaranya landasan hukum, landasan sosiologis,
landasan teori dan konsep, dan landasan teknologi, komunikas, dan informasi
kurang mendapatkan penjelasnnya, sehingga terkesan kabur pengertiannya.
5 comments:
ntok mahasiswa tuh e pak ?
~_~
a difficult one..
I don't understand what is written above, because I'm not a student of university :D
maybe next year :D
you right Marina Arifin . I agree with you :D
i don't get it.. its for students of college
Post a Comment